Kamis, 18 Juni 2015

MENGKERITISI KEBIJAKAN PRESIDEN #1




MENGKERITISI KEBIJAKAN PRESIDEN #1

  Kali ini saya mencoba mengkeritisi kebijakan presiden baru Indonesia Jokowi Dodo dan Wakil Presiden Yusuf kalla mulai dari mereka membentuk kabinet hingga mereka mengambil kebijakan-kebijkan baru untuk masyarakat indonesia baik itu kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil maupun tidak.
 Kita mulai dari kebijakan jokowi yang ingin membentuk kabinet ramping, profesional dan tanpa syarat, masih segar di ingatan saya pada saat masa kampanye tahun lalu jokowi mengatakan bahwa nanti dia ingin menciptakan kabinet ramping, profesional dan tanpa syarat, menurut jokowi bagi-bagi kursi menteri tidak memberikan pelajaran politik yang baik bagi masyarakat indonesia yang selama ini dianggap lumrah, karena itu jokowi ingin mendobrak kebiasaan lama itu dengan menciptakan kabinet tanpa syarat. maksudnya adalah (Ramping) jokowi akan mengurangi jumlah kabinetnya dari jumlah kabinet yang sebelumnya yakni jaman Pak Sby memiliki 34 mentri dan 19 wakil menteri yang menurut jokowi terlalu banyak, kata (Profesional) berarti orang-orang yang mengisi kabinetnya adalah orang-orang yang berkompeten atau profesional dibidangnya dan kata bebas (tanpa syarat) adalah bebas dari intervensi parpol pendukung dalam menentukan para menteri yang akan dipilih nanti, sepertinya jokowi mencoba mengingatkan rakyat indonesia akan kabinet jamanya Pak Soeharto yang memang di isi oleh para profesional yang membuat pembangunan di indonesia begitu maju hingga pak harto di angkat sebagai bapak pembangunan indonesia sesuai dengan Tap MPR No V Tahun 1983, tapi saya merasa ucapan jokowi itu hanyalah janji manis palsu belaka (soal kabinet hayalannya tersebut) agar mendapat suara rakyat. Berbeda dengan lawan poltiknya Prabowo Subianto yang juga mencalonkan diri sebagai presiden RI yang menyatkan jika terpilih nanti akan memasukan nama ketua umum golkar Aburizal Bakrie kedalam pemerintahannya. Jokowi memang berhasil memenagkan suara rakyat indonesia dengan janji palsunya, terbukti tepat pada tanggal 20 oktober 2014 yang lalu jokowi resmi dilantik menjadi presiden indonesia periode 2014-2019 dan jokowi membentuk kabinet dengan nama kabinet kerja sesuai dengan slogan ciri khas jokowi “Kerja,kerja,dan kerja”  jokowi sering kali mengatakan pokoknya kerja, kerja dan kerja jangan pikirin apa orang lain katakan. kalau slogan jokowi begitu saya mau ngutip satu Qouates dari Buya Hamka ulama sekaligus sastrawan indonesia yang berbunyi “kalau hidup sekedar hidup babi hutan juga hidup, kalau bekerja sekedar bekerja Kera juga bekerja” menurut saya arti qouates dari Buya Hamka adalah kita sebagai manusia yang memiliki akal pikiran jangan cuman hidup dan kerja seperti halnya binatang. kita juga harus memiliki tujuan hidup dan menedengarkan masukan-masukan dari orang lain dan pastinya kita harus memilki impian/rencana yang besar kedepan.
Tepat pada tanggal 26 oktober 2014 yang lalu jokowi meresmikan para menterinya yang akan membantunya di pemerintahan yakni terdiri dari 15 menteri dari parpol dan 19 dari kalangan profesional, ternyata dugaan saya benar jokowi hanya berbohong ingin membentuk kabinet ramping, profesional dan tanpa syarat buktinya jokowi tetap mempertahankan jumlah kabinet yang lama yakni 34 menteri dan jokowi hanya mengurangi jumlah wakil menterinya 19,  jokowi hanya memakai 2 wakil menteri saja yakni wakil menteri luar negri dan wakil menteri keuangan, menurut saya mengurangi wakil menteri tidaklah efektif karena hanya akan menyusahkan para menteri dimana segala sesuatunya harus dilakukan sendiri, seperti menteri keuangan dan menteri luar negeri yang protes kebijakan jokowi tersebut karena mereka sangat membutuhkan wakil menteri yang sewaktu-waktu bisa membantu mewakili mereka dalam mengahadari sebuah acara, dll. Ketika saya melihat list nama-nama menteri yang dipilih jokowi saya tidak terkejut dan saya sudah bisa menduga sebelumnya, menurut saya jokowi berhasil mengunkan Qouates politik yang cukup terkenal “If You Repeat A Lie Often Enough It Becomes Truth”. Kabinet yang jokowi bentuk sekarang adalah kabinet penuh dengan syarat bagaimana tidak menteri-menteri  yang jokowi pilih syarat dengan titipan parpol pendukungnya dan para menteri profesional yang digadang-gadangnya selama kampanye juga ternyata orang dekat dan kebanyakan dari bekas tim transisinya dirinya selama pilpres tahun lalu seperti Anies Baswedan, Rahmat Gobel, Ryamizard Ryacudu dll. dan parahnya lagi ketika jokowi ditanya oleh wartawan mengenai kabinet rampingnya jokowi ngeles “saya berikan contoh, negara tetangga malaysia aja yang penduduknya 24 juta jiwa memiliki 24 menteri, nah kita yang penduduknya 240 juta jiwa, kementeriannya juga harus 240”. Ketika saya membaca itu saya hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala, saya tidak tahu lagi indonesia kedepannya akan seperti apa dipimpin oleh peminpin  yang dengan mudahnya membohongi rakyatnya sendiri demi kepentingan pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar